Makalah Proses Bisnis Sebagai Suatu Sistem




MAKALAH
BISNIS PENGANTAR
“ Proses Bisnis Sebagai Suatu Sistem”




Oleh Kelompok 8:
1. Christina Nathalia C.H   1610109882
2. Catur Sri Utami              1610109893
3. Abdul Rahman               1610110058
4. Immas Viva Suryana     1620109913

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2017



KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang strategi menetapan harga ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada:
1. Ibu Farida selaku Dosen mata kuliah Bisnis Pengantar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
2. Bapak / Ibu pengurus perpustakaan STIESIA yang telah membantu dalam proses pencarian buku dan meminjamkan.
3. Anak-anak yang telah memotivasi kami untuk segera menyelesaikan tugas ini

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Proses Bisnis Sebagai Suatu Sistem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang mengingat tidak kesempurnaan tidak dapat dicapai tanpa adanya kritik dan saran yang membangun oleh para pembacanya.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Surabaya,15 Maret 2017


                                                                                                                            Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................   i
 DAFTAR ISI......................................................................................................................................   ii 


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................  1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................  4
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................................  4
1.4 Manfaat Masalah......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Bisnis.................................................................................................................................  5
2.2 Hubungan Bisnis Dengan Masyarakat..........................................................................................  6
2.3 Hubungan Bisnis Dengan Pemerintah......................................................................................  7
2.4 Stakeholders Perusahaan 
      2.4.1 Konsep Stakeholders..........................................................................................................  9
       2.4.2 Organisasi Stakeholders....................................................................................................  12
      2.4.3 Klasifikasi Menurut Kedudukan Pengelolaan (Inside/Outside)...................................  13
      2.4.4 Klasifikasi Menurut Aktivitas Perusahaan (Primary & Secondary Stakeholders......  18
      2.4.5 Organisasi Termasuk Kategori Inside & Secondary Stakeholders... ............................ 20
      2. 4.6 Imbalan & Kontribusi Stakeholders...............................................................................  21
2.5 Kolom –Kolom Perusahaan
      2.5.1 Pengertian Kolom – Kolom Perusahaan.........................................................................  22
      2.5.2 Konsentrasi Horizontal atau Diversifikasi.....................................................................   22
      2.5.3 Spesialisasi dan Deferensiasi............................................................................................   25

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................26
3.2 Saran...........................................................................................................................................   26
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem Bisnis adalah serangkaian komponen yang disatukan untuk mecapai satu tujuan yaitu untuk mendapatkan profit. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas atau suatu pekerjaan yang terstruktur yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menghasilkan suatu barang atau jasa yang bertujuan untuk meraih tujuan tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa proses namun tetap juga berkontribusi untuk mencapai tujuan utama dari proses bisnis itu sendiri. Proses bisnis biasanya melibatkan pemetaan suatu proses didalamnya sampai proses aktivitasnya
Berikut adalah alasan mengapa pengusaha sangat membutuhkan suatu sistem yang mengatur bisnis karena antara lain:
1. Sistem bisnis menciptakan culture
2. Sistem yang benar membuat bisnis berjalan baik dengan atau tanpa anda
3. Menghasilkan produk yang semakin lebih baik
4. Bisnis siap bersaing dalam jangka panjang
5. Membangun tim dan loyalitas karyawan
Bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa Indonesia dikenal Rumah Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan dengan RTK (Rumah Tangga Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga Perusahaan (RTP) dengan Rumah Tangga Konsumsi (RTK) erat sekali dan saling membantu satu sama lainnya dalam mencapai kemajuannya. RTK menyediakan dan RTP membutuhkan faktor-faktor produksi berupa alam, tenaga kerja, modal dan skill. Kemudian RTP akan membayar harga faktor produksi ini berupa rente tanah, upah buruh, bunga modal dan laba pengusaha. Faktor-faktor produksi tadi di olah atau diproses dalam Rumah Tangga Perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa dan dijual ke Rumah Tangga Konsumsi( RTK) .
Pemerintah menjaring bekerja sama dengan perusahaan untuk membangun hubungan kooperatif dan tujuan yang saling menguntungkan. Dasar dari kerjasama ini  terletak pada inti nilai-nilai sosial bangsa dan adat istiadat. bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah keluarga mengarahkan dua kekuatan ini untuk menghasilkan keuntungan bagi masyarakat dan perusahaan.
Kerjasama antara bisnis dan pemerintah, sebagaimana contoh diatas, untuk mengatasi masalah bersama antara lain :
1. Konflik Pemerintah dengan Bisnis
2. Isu-Isu Legitimasi
3. Kebijakan publik merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan umum yang mempengaruhi segmen substansial warga negara. Senator Amerika Patrick Moynihan berkata, “kebijakan publik adalah apa yang pemerintah pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan” secara umum ide ini masih konsisten. Kebijakan publik, adalah ketetapan dasar tujuan, rencana, dan tindakan yang diikuti oleh pemerintahan negara dalam mencapai tujuannya. Pemerintah biasanya tidak memilih melakukan tindakan kecuali segmen substansial publik terpengaruh dan beberapa tujuan publik akan tercapai. Ini adalah esensi konsep pemerintahan yang bertindak atas kepentingan public. Dalam masyarakat demokratis, warga negara memilih para pimpinan politik yang dapat menunjuk pihak lain untuk mengisi fungsi-fungsi publik (seperti pasokan air, perlindungan kebakaran) dan layanan nasional seperti pendidikan masyarakat atau keamanan nasional. Negara demokrasi khususnya menguraikan kekuasaan pemerintahan dalam konstitusi negara. Sumber lain kekuasaan adalah hukum adat, atau keputusan pengadilan masa lalu. Dalam masyarkat tidak demokratis, kekuasaan pemerintahan dapat berasal dari sitem kerajaan (seperti Arab Saudi), kediktatoran militer (seperti Irak sebelum jatuhnya Saddam Husein), atau kekuasaan agama ( seperti Mullah di Iran). Sumber-sumber kekuasaan ini dapat berinteraksi, menciptakan kekuasaan campuran antara warga sipil dan militer. Negara-negara demokrasi juga menghadapi tekanan dari wilayah yang ingin menjadi negara merdeka melaksanakan kekuasaan negara berdaulat, seperti yang terjadi dengan Kanada dan Quebec.
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.
Adapun pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis antara lain :
1. Pemilik (owner)
2. Karyawan (employee)
3. Kreditor (creditor)
4. Pemasok (supplier)
5. Pelanggan (customer)
Kolom-kolom perusahaan berarti suatu urutan perusahaan mulai dari produsen bahan mentah sampai kepada konsumen, yang memiliki dua aliran, aliran barang dari atas ke bawah dan aliran uang dari bawah ke atas.
Pengkhususan perusahaan merupakan kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada fase atau kegiatan tertentu, dan kegiatan lainnya diserahkan pada perusahaan lain. Pengkhususan perusahaan dapat dibagi menjadi spesialisasi dan diferensiasi
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas penulis merumuskan maalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian sistem bisnis?
2. Apa hubungan bisnis dengan masyarakat?
3. Apa hubungan bisnis dengan pemerintah?
4. Apa pengertian stakeholder, konsep dan organisasi dari stakeholder?
5. Apa pengertian dari kolom-kolom perusahaan?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulis makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian sistem bisnis.
2. Untuk mengetahui hubungan bisnis dengan masyarakat .
3. Untuk mengetahui hubungan bisnis dengan pemerintah.
4. Untuk mengetahui stakeholder, konsep dan organisasi dari stakeholders.
5. Untuk mengetahui pengertian dari kolom-kolom perusahaan.
1.4 MANFAAT
Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat agar mengerti dan paham akan arti pentingbya suatu sistem yang mengatur tetntang bisnis dan mengetahui tatanan – tatanannya




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Bisnis
Sistem Bisnis adalah serangkaian komponen yang disatukan untuk mecapai satu tujuan yaitu untuk mendapatkan profit. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas atau suatu pekerjaan yang terstruktur yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menghasilkan suatu barang atau jasa yang bertujuan untuk meraih tujuan tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa proses namun tetap juga berkontribusi untuk mencapai tujuan utama dari proses bisnis itu sendiri. Proses bisnis biasanya melibatkan pemetaan suatu proses didalamnya sampai proses aktivitasnya
Berikut adalah alasan mengapa pengusaha sangat membutuhkan suatu sistem yang mengatur bisnis karena antara lain:
1. Sistem bisnis menciptakan culture
Sebagai tonggak penting dalam membangun perusahaan, sistem bisnis akan menciptakan budaya atau culture kerja yang efektif. Menyisihkan hal-hal yang tidak penting dan menjalankan kegiatan berdasarkan skala prioritas. Sehingga bisnis ini akan berjalan lebih efektif dan efisien.
2. Sistem yang benar membuat bisnis berjalan baik dengan atau tanpa Anda
Membangun kerajaan bisnis memang tidak mudah, pertama kali mungkin Anda harus terjun di dalamnya dengan jam kerja yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Namun dengan adanya sistem, Anda bisa meninggalkan kerajaan bisnis ini tanpa takut akan runtuh. Hal ini yang menjadi salah satu pertanda bisnis Anda telah matang atau belum.
3. Menghasilkan produk yang semakin lebih baik
Perjalanan bisnis adalah proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik. Terlebih jika Anda telah menerapkan pembentukan sistem bisnis. Sehingga selama perkembangannya akan penuh dengan pemebelajaran di dalam sistem ini dan akan membuat produk dan jalannya bisnis menjadi semakin lebih baik dan lebih matang.
4. Bisnis siap bersaing dalam jangka panjang
Persaingan bisnis tidak bisa dipungkiri harus dihadapi kapanpun dan dimanapun Anda membangun bisnis. Meski Anda memiliki produk berkualitas dan harga yang murah, belum tentu akan bertahan lama jika sistem di dalamnya tidak dibentuk dengan benar. Apalagi jika Anda tidak bisa menjaga profesionalitas di dalam bisnis Anda sendiri.
5. Membangun tim dan loyalitas karyawan
Sistem bisnis bukan semata-mata hanya Anda seorang dan bisnis Anda saja, melainkan tentang karyawan, partner, pekerja lepas dan client Anda. Semua saling bersinergi untuk membentuk roda bisnis yang akan berputar dengan baik dan lancar. Anda juga diwajibkan membentuk tim di dalam perusahaan agar mereka mampu menjalankan bisnis sesuai arahan Anda. Hal ini juga akan menjadikan karyawan lebih loyal dan lebih matang dalam bisnis Anda jangka panjang.
2.2 Hubungan Bisnis Dengan Masyarakat
Bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa Indonesia dikenal Rumah Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan dengan RTK (Rumah Tangga Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga Perusahaan (RTP) dengan Rumah Tangga Konsumsi (RTK) erat sekali dan saling membantu satu sama lainnya dalam mencapai kemajuannya. RTK menyediakan dan RTP membutuhkan faktor-faktor produksi berupa alam, tenaga kerja, modal dan skill. Kemudian RTP akan membayar harga faktor produksi ini berupa rente tanah, upah buruh, bunga modal dan laba pengusaha. Faktor-faktor produksi tadi di olah atau diproses dalam Rumah Tangga Perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa dan dijual ke Rumah Tangga Konsumsi( RTK) . Rumah Tangga Konsumsi membayar barang dan jasa ini dengan tenaga belinya, ini disebut daya beli efektif (efective demand), artinya permintaan terhadap suatu barang yang diikuti dengan membayar harga barang tersebut. Adapula Potensil demand atau daya beli pontensil atau permintaan potensil yaitu permintaan yang baru merupakan keinginan saja belum diikuti dengan tindakan membeli karna belum cukup uang. Pada saat uangnya cukup dia baru membeli barang itu. Hubungan ini akan berjalan terus menerus, majunya RTP akan akan memberikan kepada RTK berupa kemakmuran RTK. RTP yang makin berkembang akan membutuhkan alam, tenaga kerja, modal dan skill yang makin meningkat pula.
2.3 Hubungan Bisnis Dan Pemerintah
Pemerintah menjaring bekerja sama dengan perusahaan untuk membangun hubungan kooperatif dan tujuan yang saling menguntungkan. Dasar dari kerjasama ini  terletak pada inti nilai-nilai sosial bangsa dan adat istiadat. bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah keluarga mengarahkan dua kekuatan ini untuk menghasilkan keuntungan bagi masyarakat dan perusahaan.
Seperti contoh di Eropa, hubungan antara pemerintah dan perusahaan sering kali menjadi hubungan yang kooperatif. Budaya orang Eropa meliputi semangat kerja sama dan saling membantu, serikat kerja, sebagai contoh : Sering dilibatkan pada Dewan Administrasi bersama dengan para manager untuk mengarahkan organisasi  menghasilkan tujuan bersama melalui strategi yang interaktif.
Dalam  dihadapkan dengan migrasi industri farmasi Eropa ke Amerika,  Eruope Comission (EC), sebuah badan dari Eropa, menyetujui usulan harga yang lebih fleksibel. Banyak negara Eropa yang sebelumnya melarang penjualan obat-obatan sampai dengan pemerintah menetapkan harga, seringkali harganya lebih rendah daripada harga yang terdapat di Amerika. Usulan EC membolehkan perusahaan untuk memasarkan produk mereka (obat-obatan) pada harga yang mereka tetapkan.
Hal ini menciptakan sebuah “Kerangka tindakan yang kami percayai mampu membantu industri farmasi yang terletak di Eropa mendapatkan kembali tingkat kompetitifnya,” Kerjasama antara bisnis dan pemerintah, sebagaimana contoh diatas, untuk mengatasi masalah bersama antara lain :
4. Konflik Pemerintah dengan Bisnis
5. Isu-Isu Legitimasi
Adapun peran pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern. Masyarakat tidak dapat berfungsi secara baik tanpa adanya aktivitas pemerintah. Masyarakat melihat pemerintah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang penting. Hal-hal yang penting diantaranya mengenai keamanan dan perlindungan yang diberikan oleh keamanan dalam negeri, polisi, dan departemen kebakaran, dll. Pemerintah juga diharapkan memberikan keamanan ekonomi, layanan sosial, dan hal-hal yag berkaitan dengan masalah sosial yang membutuhkan tindakan kolektif, atau kebijakan publik.
Kebijakan publik merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan umum yang mempengaruhi segmen substansial warga negara. Senator Amerika Patrick Moynihan berkata, “kebijakan publik adalah apa yang pemerintah pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan” secara umum ide ini masih konsisten. Kebijakan publik, adalah ketetapan dasar tujuan, rencana, dan tindakan yang diikuti oleh pemerintahan negara dalam mencapai tujuannya. Pemerintah biasanya tidak memilih melakukan tindakan kecuali segmen substansial publik terpengaruh dan beberapa tujuan publik akan tercapai. Ini adalah esensi konsep pemerintahan yang bertindak atas kepentingan public. Dalam masyarakat demokratis, warga negara memilih para pimpinan politik yang dapat menunjuk pihak lain untuk mengisi fungsi-fungsi publik (seperti pasokan air, perlindungan kebakaran) dan layanan nasional seperti pendidikan masyarakat atau keamanan nasional. Negara demokrasi khususnya menguraikan kekuasaan pemerintahan dalam konstitusi negara. Sumber lain kekuasaan adalah hukum adat, atau keputusan pengadilan masa lalu. Dalam masyarkat tidak demokratis, kekuasaan pemerintahan dapat berasal dari sitem kerajaan (seperti Arab Saudi), kediktatoran militer (seperti Irak sebelum jatuhnya Saddam Husein), atau kekuasaan agama ( seperti Mullah di Iran). Sumber-sumber kekuasaan ini dapat berinteraksi, menciptakan kekuasaan campuran antara warga sipil dan militer. Negara-negara demokrasi juga menghadapi tekanan dari wilayah yang ingin menjadi negara merdeka melaksanakan kekuasaan negara berdaulat, seperti yang terjadi dengan Kanada dan Quebec.
2.4 Stakeholders Perusahaan
2.4.1 Konsep Stakeholders
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.

Jika diperhatikan secara seksama dari definisi diatas maka telah terjadi perubahan mengenai siapa saja yang termasuk dalam pengertian stakeholder perusahaan. Sekarang ini perusahaan sudah tidak memandang bahwa stakeholder mereka hanya investor dan kreditor saja. Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan. Dengan menggunakan definisi diatas, pemerintah bisa saja dikatakan sebagai stakeholder bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai kepentingan atas aktivitas perusahaan dan keberadaan perusahaan sebagai salah satu elemen sistem sosial dalam sebuah negara oleh kerena itu, perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi pemerintah dalam melakukan operasinya. Terdapatnya birokrasi yang mengatur jalanya perusahaan dalam sebuah negara yang harus ditaati oleh perusahaan melaui kepatuhan terhadap peraturan pemerintah menjadikan terciptanya sebuah hubungan antara perusahaan dengan pemerintah.
Hal tersebut berlaku sama bagi komunitas lokal, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditor yang masing-masing elemen stakeholder tersebut memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional dengan perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Perusahaan merupakan bagian dari sistem sosial yang ada dalam sebuah wilayah baik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional berarti perusahaan merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat sendiri menurut definisinya bisa dijelaskan sebagai kumpulan peran yang diwujudkan oleh elemen-elemen (individu dan kelompok) pada suatu kedudukan tertentu yang peran-peran tersebut diatur melalui pranata sosial yang bersumber dari kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat (Budimanta dkk, 2008).
Perusahaan dalam hal ini merupakan bagian dari beberapa elemen yang membentuk masyarakat dalam sistem sosial yang berlaku. Keadaan tersebut kemudian menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan dan para stakeholder yang berarti perusahaan harus melaksanakan peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perushaan sendiri maupun stakeholder lainya dalam sebuah sistem sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan oleh masing-masing bagian dari stakeholder akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainya sehingga tidaklah tepat jika perusahaan menyempitkan pengertian mengenai stakeholder hanya dari sisi ekonominya saja.


2.4.2 Organisasi Stakeholders
Adapun pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis antara lain :
1. Pemilik (owner)
Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
2. Karyawan (employee)
Karyawan adalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok
3. Kreditor (creditor)
Kreditur adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu, sesuai jumlah dan berikut prestasinya
4. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu.
5. Pelanggan (customer)
Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customerCustomer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorang customer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
2.4.3 Klasifikasi menurut kedudukan pengelolaan (Inside/Outside)
Berdasarkan klasifikasi menurut kedudukan stakeholders dalam pengelolaan perusahaan, Jones(1995) membagi stakeholders kedalam dua kategori yaitu:
1. Inside stakeholders : Terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada didalam organisasi perusahaan.Yang termasuk kedalam kategori inside stakeholders antara lain :
a. Pemegang saham (shareholders) adalah pemilik perusahaan,apabila perusahaan berbentuk perseroan terbatas.  
Untuk perusahaan persekutuan(partnership),pemilik perusahaan adalah para sekutu yang melakukan menyetoran modal.Sedangkan bagi perusahaan perorangan (single proprietorship),pemilik usahanya adalah pengusaha itu sendiri yang melakukan investasi dengan menanggung seluruh resiko usaha yang dijalankan.Para pemegang saham memberikan kontribusi kepada perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan atau mendirikan perusahaan perseroan.Mereka berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan,yang dibagikan kepada mereka dalam bentuk deviden maupun keuntungan yang dapat mereka peroleh karena terjadinya peningkatan harga saham.
b. Para Manager(managers) Manager merupakan pekerja perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengoordinasi berbagai sumber daya organisasi dan memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai.Kontribusi para manager terhadap perusahaan adalah berupa berbagai kemampuan dan keahlian yang digunakan untuk mengelola perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan dari peluang-peluang usaha dan meminimalisasikan resiko dari berbagai ancaman usaha (threats).Berbagai bentuk imbalan seperti gaji,bonus,maupun saham dan kepuasan psikologis yang mereka peroleh dari kegiatan mengelola perusahaan,akan mendorong para manager untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.
c. Karyawan(Workforce) : Karyawan meliputi seluruh pekerja non manager (nonmanagerial employees). Karyawan memiliki serangkaian tugas yang harus dilakukan sesuai dengan uraian jabatan (job description) yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kontribusi karyawan terhadap perusahaan adalah melalui pelaksanaan berbagai tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepada mereka, dengan menggunakan berbagai kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. Motivasi karyawan untuk melakukan tugas dengan baik memiliki hubungan dengan tingkat imbalan (reward) dan hubungan (punishment) yang digunakan perusahaan untuk mempengaruhi kinerja mereka.


2. Outside Stakeholder,Yaitu orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan,pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan tapi memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.Yang termasuk kategori outside stakeholders antara lain :
a. Pelanggan (Customers) Pelanggan merupakan kelompok outside stakeholders yang paling besar jumlahnya.Pelanggan bersedia menukar uang yang mereka miliki dengan produk yang dihasilkan perusahaan,selama mereka beranggapan bahwa jumlah uang yang mereka bayarkan untuk membeli produk perusahaan minimal sebanding bahkan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat atau kepuasan yang akan mereka terima melalui konsumen produk perusahaan.
b. Pemasok(Suppliers) Semakin tinggi tingat persaingan antar industri,semakin penting pula peran pemasok bagi perusahaan.melalui pemasok input yang bermutu yang disertai harga yang kompetitif,perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan harga yang bersaing.Hal ini akan meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk perusahaan,sehingga akan turut meningkatkan permintaan perusahaan terhadap bahan baku.
c. Pemerintah(government) Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) menerapkan berbagai produk perundang-undangan yang baru dan memengaruhi perusahaan.Sebagai contoh,berbagai perubahan peraturan perpajakan yang baru telah memengaruhi besaran pajak penghasilan yang harus disetorkan oleh perusahaan ke negara.


d. Para Kreditor(Creditors) Kreditor menyediakan sumber daya keuangan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.Sebagai imbalan terhadap dana yang dipinjamkan ke perusahaan,pihak bank mengharapkan bunga.Kemampuan perusahaan untuk membayar bunga sangat bergantung kepada kinerja keuangan perusahaan oleh sebab itu,para kreditor sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan yang sehat dari suatu perusahaan.
e. Serikat Pekerja(unions) Para pekerja bersedia untuk bekerja diperusahaan karena mereka memiliki kepentingan.Misalnya mereka menginginkan gaji dan jenjang karier yang menarik.Di sisi lain,perusahaan juga memperkerjakan para pekerja karena perusahaan memiliki kepentingan ,yaitu ingin mendapatkan produktivitas dan loyalitas dari para pekerja dengan biaya yang murah.Perbedaan kepentingan antara pekerja dan pengusaha tersebut menimbulkan konflik.Apabila konflik tersebut tidak diselesaikan dengan adil (Fair),hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak.Oleh sebab itu keberadaan serikat pekerja yang profesional dibutuhkan baik oleh pihak pekerja maupun oleh pengusaha(win-win solution).
f. Komunitas lokal(local communities) Masyarakat lokal (local communities)memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap keberadaan dan kelangsungan perusahaan di daerahnya.Hal ini terjadi karena perusahaan memberi mereka lapangan kerja,pendapatan,dan perbaikan standard hidup.
g. Masyarakat umum(general public) Di negara –negara industri maju,masyarakat umum (general pubic) akan merasa senang apabila produsen dalam negeri dapat menyaingi produsen asing.Hal ini tidak mengherankan karena kemakmuran suatu negeri memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan keberhasilan perusahaan-perusahaan domestiknya untuk menyaingi perusahaan –perusahaan aasing.
h. Media Media memiliki kepentingan terhadap perusahaan ,karena dunia bisnis merupakan pemasang iklan utama maupun aktivitas promosi lainnya.yang sangat menunjang kelangsungan bisnis media.Selain itu perusahaan merupakan salah satu sumber berita yang sangat penting bagi media massa.
i. Asosiasi Perdagangan dan Industri (trade and industri associations)Asosiasi perdagangan dapat memberikan pengaruh terhadap operasional perusahaan terutama apabila operasional suatu perusahaan bertentangan dengan kepentingan asosiasi.Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menentang praktik permainan uang(money game)yang dilakukan perusahaan berkedok Multilevel Marketing (MLM)karena kegiatan money game dapat merugikan citra perusahaan yang melakukan kegiatan multilevel marketing.
j. Pesaing (competitors) Pesaing sangat berkepentingan terhadap perencanaan maupun tindakan strategik yang dilakukan perusahaan.Peluncuran produk baru perusahaan yang memiliki ciri-ciri produk lebih unggul dibanding pesaing,dapat mengakibatkan berpindahnya pelanggan pesaing menjadi pengguna produk perusahaan.
k. Pedagang besar dan Pengecer(Wholesalers and Retailers) Saluran pemasaran seperti distributor,wholesaler maupun retailer membantu perusahaan di dalam menyalur produk perusahaan kepada para pelanggan.Saluran pemasaran memiliki kepentingan terhadap kinerja perusahaan.Mereka berharap agar perusahaan senantiasa menghasilkan produk dengan kualitas baik,harga yang bersaing,dan melakukan aktivitas promosi produk.
l. Kelompok-kelompok aksi sosial dan politik(Social Political Action Groups) Perusahaan saat ini semakin dituntut untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholders.Berbagai elemen masyarakat semakin kritis dalam menanggapi berbagai aksi yang dilakukan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dengan mengabaikan tanggung jawab sosial.
2.4.4 Klasifikasi menurut aktivitas perusahaan (Primary Stakeholders & Secondary Stakeholders)
Klasifikasi menurut aktivitas perusahaan antara lain :
a. Primary stakeholders merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung segala risiko, seperti investor, kreditor, karyawan, komunitas lokal namun disisi lain pemerintah juga termasuk kedalam golongan primary stakeholders walaupun tidak secara langsung mempunyai hubungan secara ekonomi namun hubungan diantara keduanya lebih bersifat non-kontraktual.
b. Secondary stakeholders dimana sifat hubungan keduanya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contoh secondary stakeholders adalah media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya. Perkembangan teori stakeholders membawa perubahan terhadap indikator kesusuksesan perusahaan. Hal tersebut tercermin dengan munculnya paradigma Triple Bottom Line.
Dengan tujuan bisnis :
Tujuan dari bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari usaha yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Secara umum tujuan dari bisnis adalah menyediakan produk berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta memperoleh keuntungan dari aktivitas yang dilakukan.
Dalam jangka waktu yang panjang, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen saja, namun terdapat banyak hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam bisnis yang mereka lakukan, diantaranya:
1. Market standing, adalah suatu penguasan pasar yang akan menjadi jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka waktu yang panjang.
3. Innovation, yaitu suatu inovasi dalam produk (barang atau jasa) serta inovasi keahlian.
4. Physical and financial resources, yakni suatu perusahaan memiliki tujuan penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan sehingga menjadi semakin besar dan semakin menguntungkan.
5. Manager performance and development, manager merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan profesinya. Maka diperlukan peningkatan kinerja dan pengembangan kemampuan manager melalui serangkaian kegiatan kompensasi yang menarik dan program training and development yang berkelanjutan.
6. Worker Performance and Attitude, untuk kepentingan jangka yang panjang, maka sikap para karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat bekerja dengan baik dan maksimal.
7. Public Responsibility, suatu bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.

2.4.5 Organisasi Termasuk Kategori Inside Stakeholders dan Secondary Stakeholders
Yang termasuk kedalam kategori Inside Stakeholder adalah Pemegang Saham (shareholders), Para Manajer (Manager), dan Karyawan ( workforce).
a. Outside Stakeholders.
 Orang-orang  maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan ,pemimpin perusahaan, dan bukan pula karyawan perusahaan tetapi memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.Yang termasuk  kedalam kategori Outside Stakeholders adalah:  Customers, Suppliers, Government, Unions, Local communities, General public.
b. Primary stakeholders
         Berbagai kelompok yang berinteraksi denganperusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan kegiatan utama perusahaan yaitu menyediakan barang dan jasa untuk perusahaan.
Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Investor, kreditor, karyawan, pemasok, Pelangan.
c. Secondary Stakeholders
Orang-orang ataupun berbagai kelompok di dalam masyarakat yang dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan-kegiatan utama perusahaan maupun oleh keputusan-keputusn yang dibuat perusahaan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah masyarakat umum, kelompok aktivitas social, media, masyarakat local, investasi asing.
2.4.6 Imbalan dan Kontribusi Stakeholders

Stakeholders
Kontribusi ke Perusahaan
Imbalan dari Perusahaan
Shareholders
 Uang dan Modal
Deviden dan peningkatan harga saham
Managers         
Kemampuan dan keahlian
Gaji, bonus, Status, Kekuasaan
Workforce
Kemampuan dan Keahlian                                            
Upah, bonus, promosi, dan pekerjaan yang stabil.
Customers
Pembelian barang dan Jasa
Kualitas dan harga barang dan Jasa
Suppliers
Input berkualitas tinggi
Pembelian input dengan harga wajar
Government
Peraturan untuk menjalankan bisnis secara benar
Persaingan bisnis yang Sehat
Unions
Perundingan yang sehat
Konpensasi yang adil
Community
Infrastruktur Sosial dan Ekonomi
Penghasilan, Pajak,dan kesempatan Kerja.

2.5 Kolom-Kolom Perusahaan
2.5.1 Pengertian kolom-kolom perusahaan
Kolom-kolom perusahaan berarti suatu urutan perusahaan mulai dari produsen bahan mentah sampai kepada konsumen, yang memiliki dua aliran, aliran barang dari atas ke bawah dan aliran uang dari bawah ke atas.
2.5.2 Konsentrasi horizontal atau diversifikasi
a. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy) Strategi integrasi horisontah mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing. Merupakan strategi yang paling tren digunakan secara signifikan dalam strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, pengambilalihan diantara para pesaing memungkinkan semakin meningkatnya skala ekonomis dan transfer sumber daya dan kompetensi.
Pedoman yang harus diikuti agar strategi integrasi horizontal efektif:
a. Perusahaan punya posisi monopolistic tanpa ada tentangan dari pemerintah
b. Berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh
c. Menaikkan skala ekonomi merupakan keunggulan kompetitif
d. Kebimbangan yang terkait dengan kurangnya keahlian manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu
e. Memiliki modal dan SDM yang berbakat yang dibutuhkan untuk mengelola ekspansi bisnis
Contoh:
· PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dgn merek dagang indomie membeli merk supermi.
· PT Coca Cola Bottling Indonesia mengakusisi air minum merk lokal Ades.
a. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy) Sebenarnya ini adalah tipe strategi yang kurang begitu popular karena sulitnya memanage aktivitas bisnis yang berbeda. Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni: strategi diversifikasi konsentris, diversifikasi horizontal, dan diversifikasi konglomerasi.  
1. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy) Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini. Keterkaitan dalam hal: kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris adalah:
- Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya
- Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan penjualan produk yang ada
- Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
- Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
- Memiliki tim manajemen yang kuat
Contoh:
1. Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor,
2. Kelompok usaha kompas gramedia masuk ke bisnis penerbitan (elexmedia komputindo), took buku (gramedia) dan pentiaran ( radio Sonora dan TV7)
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah:
- tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan
- tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah
- Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan
- Produk baru dapat mengkompensir pola penjualan yang siklikal
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money changer.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:
- Terjadi penurunan penjualan dan profit
- Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru
- Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang mengakuisisi
- Pasar bagi produk saat ini sudah jenuh
- Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang memiliki peluang investasi yang menarik
- Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money changer.
2.5.3 Spesialisasi dan Deferensiasi
Pengkhususan perusahaan merupakan kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada fase atau kegiatan tertentu, dan kegiatan lainnya diserahkan pada perusahaan lain. Pengkhususan perusahaan dapat dibagi menjadi spesialisasi dan diferensiasi.
· Spesialisasi, yaitu perusahaan yang mengkhususkan diri pada kegiatan yang hanya menghasilkan satu produk saja. Contohnya, perusahaan yang hanya menghasilkan produk mie, atau dalam bidang pelayanan jasa yaitu pelayanan transportasi udara.
· Diferensiasi, yaitu pengkhususan yang dilakukan perusahaan dalam fase produksi tertentu. Contohnya seperti, adanya perusahaan penanaman, perusahaan penggilingan padi, perusahaan penjual beras.







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Bisnis adalah serangkaian komponen yang disatukan untuk mecapai satu tujuan yaitu untuk mendapatkan profit. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas atau suatu pekerjaan yang terstruktur yang saling berkaitan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menghasilkan suatu barang atau jasa yang bertujuan untuk meraih tujuan tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa proses namun tetap juga berkontribusi untuk mencapai tujuan utama dari proses bisnis itu sendiri. Proses bisnis biasanya melibatkan pemetaan suatu proses didalamnya sampai proses aktivitasnya
Berikut adalah alasan mengapa pengusaha sangat membutuhkan suatu sistem yang mengatur bisnis karena antara lain:
1. Sistem bisnis menciptakan culture
2. Sistem yang benar membuat bisnis berjalan baik dengan atau tanpa anda
3. Menghasilkan produk yang semakin lebih baik
4. Bisnis siap bersaing dalam jangka panjang
5. Membangun tim dan loyalitas karyawan
3.2   Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah terlepas dari kesalahan, tentu saja dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, yang harus diperbaiki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai pembelajaran untuk pembuatan makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA







Komentar

Postingan populer dari blog ini

marketing mix