marketing mix



MARKETING MIX (4P)
Marketing dalam praktiknya sudah ada sejak zaman peradaban kuno. Bangsa Yunani kuno dan Romawi telah mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi persuasif kepada konsumennya. Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang maju perdagangannya.
Namun, konsep pemasaran moderen yang dikenal saat ini baru muncul dan berkembang di masa Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke-18 dan ke-19. Periode ini ditandai dengan munculnya perubahan-perubahan sosial yang didorong oleh perkembangan teknologi dan inovasi ilmu pengetahuan. Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang memproduksi barang konsumsi secara massa. Hal ini didukung pula oleh perkembangan moda transportasi dan munculnya media massa yang mengharuskan produsen menemukan cara mengelola distribusi barang dan jasa.
 Di masa Revolusi Industri, barang-barang konsumsi masih tergolong langka dan produsen bisa menjual hampir semua barang yang mereka produksi selama konsumen mampu membelinya. Karena itu, mereka fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan berusaha menekan biaya sekecil-kecilnya. Ini juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pemasaran kala itu, yang terkonsentrasi pada efisiensi biaya distribusi dan pembukaan pasar baru.
Sejak awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II, kompetisi bisnis semakin meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai pindah dari fokus produksi ke fokus penjualan. Ilmu komunikasi, periklanan, dan merek mulai menjadi penting saat perusahaan berusaha menjual sebanyak-banyaknya barang di pasar yang sudah semakin ramai.
Pada artikel yang saya buat ini membahas mengenai bauran pemasaran atau bahasa kerennya adalah Marketing Mix. Marketing Mix sendiri mulai populer dalam beberapa dekade terakhir ini. Tapi apasih Marketing Mix itu?? Ada yang tau nggak apa itu marketing mix??
Berikut pengertian marketing mix :
Secara harfiah atau tata bahasanya kita bisa menarik secara garis besar yaitu marketing adalah pemasaran, sedangkan mix adalah campuran/bauran. Sehingga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut dengan bauran pemasaran.
Ada pula pendapat dari beberapa ahli yang memberikan pengertian sebagai berikut:
1. Menurut Kotler (1997:92) berpendapat bahwa:
Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. Yang memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
2. Menurut Stanton (1978) berpendapat bahwa :
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Keempat bauran pemasaran (4P) tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari variasi produk, kuatitas, desain, fitur, nama brand, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan, dan retur.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hak milik produk. Harga meliputi harga terakhir, diskon, pembayaran berjangka, kredit, dan harga eceran.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan / dijual dengan harga terjangkau dan tempat yang tersedia tepat berada pada pasar sasaran yang membutuhkan. Tempat meliputi antara lain saluran distribusi, cakupan pasar, beraneka ragam, lokasi yang strategis, persediaan, dan sarana tranportasi umum.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain promosi penjualan, periklanan, tenaga pemasaran, hubungan masyrakat, dan penjualan langsung. Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 1997:604) antara lain:
1. Advertising atau periklanan yaitu semua bentuk presentasi non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
2. Sales Promotion atau promosi penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan calon pembeli untuk mencoba atau membeli produk dan jasa tersebut.
3. Public Relation atau hubungan masyarakat yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan / atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
4. Personal selling atau penjualan yang dilakukan secara pribadi yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan suatu barang atau jasa yang ditawarkan.
5. Direct marketing atau penjualan secara langsung, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung non-personal lain.
Dalam halnya suatu perusahaan pasti memiliki strategi penjualan yang bermacam-macam salah satunya dalam aspek price atau harga. Dalam penentuan harga pasti tidak luput dari metode perhitungan persediaan barang baik dalam perusahaan dagang maupun manufaktur. Adapun sistem metode pengakuan persediaan terbagi menjadi 2, yaitu: sistem metode perpetual dan sistem metode periodik. Disini saya akan membahas lebih lanjut tentang metode perpetual. Cekidoooottt!!!
Apa sih metode perpetual itu???
Metode perpetual adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan, setiap jenis barang dibuatkan katu persediaan dan didalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian penjualan atau pemakaian persediaan dan sisa saldo persediaan yang tersedia. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode perpetual ini akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
Dalam metode perpetual pula dibagi menjadi 3 antara lain:
1. Metode FIFO (First In First Out) atau barang yang masuk dulu dikeluarkan terlebih dahulu.
2. Metode LIFO (Last In First Out) atau barang yang terakhir masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
3. Metode Average (Rata-rata) atau harga yang terhitung berasal dari jumlah sisa persediaan ditambah dengan pembelian jika terjadi pembelian barang, jika terjadi penjualan atau pemakaian barang makan mengikuti harga yang sebelumnya.
Biar lebih jelas saya akan mengulas sedikit contoh dari metode perpetual tersebut, CEKIDOOOOTTTTTTTT...!!!!!!
Contoh :
PT Catur Clothing yang bergerak dibidang pembuatan baju yang membutuhkan bahan baku kain tersebut maka, dibuatkan pencatatan persediaan dalam Sistem Pencatatan Perpetual, dengan data pembelian dan pemakaian sebagai berikut:
Data Pembelian Kain:
Tanggal
Quantity
Satuan
Harga satuan
1 Mei 2017
700
Meter
25.000,-
8 Mei 2017
400
Meter
30.000,-
15 Mei 2017
500
Meter
35.000,-



Data Pemakaian Kain:
Tanggal
Quantity
Satuan
2 Mei 2017
400
Meter
5 Mei 2017
150
Meter
9 Mei 2017
350
Meter
11 Mei 2017
100
Meter
16 Mei 2017
200
Meter
19 Mei 2017
250
Meter

Cari sisa persediaan menurut Metode FIFO, LIFO, dan Average !!!!
Metode FIFO
Pembelian
Pemakaian
Persediaan
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Qty
Hrg satuan
Jumlah

1
700
25.000
17.500.000




700
25.000
17.500.000




2
400
25.000
10.000.000
300
25.000
  7.500.000




5
150
25.000
  3.750.000
150
25.000
  3.750.000
8
400
30.000
12.000.000




150
400
25.000
30.000
  3.750.000
12.000.000




9

150
200
25.000
30.000
  3.750.000
  6.000.000
200
30.000
  6.000.000




11
100
30.000
  3.000.000
100
30.000
  3.000.000
15
500
35.000
17.500.000




100
500
30.000
35.000
  3.000.000
17.500.000




16
100
100
30.000
35.000
  3.000.000
  3.500.000
400
35.000
14.000.000




19
250
35.000
  8




Metode LIFO
Pembelian
Pemakaian
Persediaan
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Qty
Hrg satuan
Jumlah

1
700
25.000
17.500.000




700
25.000
17.500.000




2
400
25.000
10.000.000
300
25.000
  7.500.000




5
150
25.000
  3.750.000
150
25.000
  3.750.000
8
400
30.000
12.000.000




150
400
25.000
30.000
  3.750.000
12.000.000




9
350
30.000
10.500.000
150
50
25.000
30.000
  3.750.000
  1.500.000




11
50
50
30.000
25.000
  1.500.000
  1.250.000
100
25.000
  2.500.000
15
500
35.000
17.500.000




100
500
25.000
35.000
  2.500.000
17.500.000




16
200
35.000
  7.000.000
100
300
25.000
35.000
 2.500.000
10.500.000




19
250
35.000
  8.750.000
100
50
25.000
35.000
  2.500.000
  1.750.000

Metode Average
Pembelian
Pemakaian
Persediaan
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Tgl
Qty
Hrg satuan
Jumlah
Qty
Hrg satuan
Jumlah

1
700
25.000
17.500.000




700
25.000
17.500.000




2
400
25.000
10.000.000
300
25.000
  7.500.000




5
150
25.000
  3.750.000
150
25.000
  3.750.000
8
400
30.000
12.000.000




550
28.637
15.750.000




9
350
28.637
10.022.950
200
28.637
 5.727.400




11
100
28.637
  2.863.700
100
28.637
  2.863.700
15
500
35.000
17.500.000




600
33.940
20.363.700




16
200
33.940
  6.788.000
400
33.940
13.576.000




19
250
33.940
  8.485.000
150
33.940
  5.091.000



NAMA  : CATUR SRI UTAMI
KELAS :  SAX2
NPM     : 1610109893

Tag to: https://www.studibisnis.com/


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Proses Bisnis Sebagai Suatu Sistem